Monday, February 6, 2017

Misteri yang diyakini anak-anak 80-an dan 90-an di sebagian belahan Aceh



Anak generasi 80-an dan di awal 90-an merupakan generasi "dua rasa" yang pernah mencicipi ataupun hidup di masa-masa sebelum dan sesudah era modern memasuki ranah Aceh secara menyeluruh.


Konon sebelum perkembangan Informasi dan Teknologi menjalar keseluruh kalangan masyarakat Aceh pada saat itu, banyak hal-hal maupun kejadian yang mungkin tidak akan diterima dan bisa dirasakan lagi oleh generasi sekarang.

Baik di ruanglingkup sosial, kondisi lingkungan, budaya, dan sebagainya sungguh sudah jauh berbeda antara generasi 80-an ataupun 90-an dibandingkan dengan anak generasi setelahnya, jika tempo dulu masa kecil lebih banyak diluangkan bersama teman-teman untuk bermain diluar, menghabiskan waktu untuk berpetualang, dan bermain berbagai permainan tradisional, maka generasi sekarang justru lebih sering menguras waktu untuk mengamati layar 4,5 inci di smart phone atau alternatifnya nongkrong di warnet.

Hal ini tidak dapat dipungkiri seiring pesatnya kemajuan Informasi dan Teknologi di Aceh pasca Damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), setelah Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani di Helsinki pada 15 Agustus 2005 silam.

Selain memiliki segudang pengalaman unik, kadang juga ada diantara mereka yang pernah ikut lari-lari kecil dibawah hujanan amunisi, trauma masa konflik memang melatih generasi ini untuk lebih tegar dan kuat pendiriannya.

Di sisi lain, tidak luput juga dari sepenggal cerita ataupun hal-hal yang berbau gaib, seperti dalam Dunia Mistis misalnya, banyak sekali mitos-mitos yang diyakini keberadaannya oleh aneuk naggroe dikala itu, diantara mitos-mitos yang dipercaya anak-anak genesari 80/90-an yaitu:

1. Hantu Kojet

Anak Aceh yang mana sih yang tidak pernah dengar nama hantu legend yang satu ini, terlepas dari ada dan tidak keberadaannya. Hantu Kojet merupakan mitos paling ditakuti anak-anak generasi 80/90-an. Konon, ada yang mengatakan bahwa sosok hantu Kojet suka berada diantara  semak-semak, hutan, dan di sumur-sumur yang berada di luar rumah, sehingga anak-anak waktu itu tidak berani keluar malam untuk ke sumur tanpa ditemani orang dewasa.

Hantu Kojet menurut cerita orang-orang terdahulu, gambarannya hampir menyerupai kambing hitam yang bisa berdiri tegak seperti manusia, tapi juga memiliki tangan dan jari dengan kukunya yang runcing untuk mencakar siapapun yang berani mendekatinya.

Meskipun ceritanya begitu, namun sampai detik ini belum ada orang yang bisa membuktikan keberadaan makhluk aneh ini, ya mungkin saja hanyalah dongeng orang tua untuk menakuti anak-anak yang suka bermain ke hutan atau keluar malam-malam disaat keadaan sedang tidak kondusif.

2. Geunteut

Genteut adalah sosok gaib yang masih diyakini bahwa benar adanya makhluk itu sampai saat ini, masih ramai orang-orang yang mengaku pernah diusilin oleh Geunteut.

Genteut adalah hantu atau jin yang dipercayai sebagian masyarakat Aceh, ciri-cirinya seperti iblis, yaitu bermata seperti mata kucing, telinga tipis yang runcing keatas seperti serigala, dan panjang atau tinggi badannya juga lebih tinggi dari tiang listrik PLN.

Geuteut suka menyasari orang-orang yang sedang pulang kerumah atau berpergian disaat sudah hampir tiba waktu shalat magrib, misalnya  orang-orang yang menjadi korban keisengan Geuteut ini akan diangkat keatas pohon, atau dibawa kejalan yang tidak pernah dilalui sebelumnya, ataupun ditaruh di tempat-tempat pemakaman umum.

Ada juga orang-orang yang mengaku pernah di sangkut diatas pohon bambu oleh makhluk unik yang satu ini.

3. Balum Beulidi

Tidak semua daerah di Aceh punya cerita tentang balum meu asoe ini, Balum Beulidi atau ada juga yang menyebutnya Balum Bili, adalah sosok iblis ataupun makhluk yang tinggal di dalam aliran air sungai atau air irigasi.

Makhluk ini dipercaya mencari mangsa di setiap tahun, dan korbannya mulai dari anak-anak ataupun orang dewasa. Memang dulu hampir setiap tahun ada orang yang meninggal karena jatuh ke dalam irigasi atau sungai-sungai, orang-orang desa menduga mereka yang jatuh ke air karena ditarik oleh Balum Beulidi yang dijadikan sebagai korban tahunannya.

Tidak diketahui bagaimana rupa makhluk halus tersebut, dari asal katanya "Balum Beulidi", Beulidi mempunyai arti yaitu berupa baskom yang seukuran ember dan tebuat dari seng atau stainless. Sedangkan Balum tidak mempunyai makna tertentu, mungkin sebutan untuk sosok yang mengerikan.
Bisa jadi Balum Beulidi adalah makhluk yang memiliki kepala seperti baskom, namun tetap saja kehadirannya hanya masih sebatas mitos belaka, buktinya sampai hari ini belum ada yang bisa menangkap monster air ini.

4. Hantu Belau

Hantu Belau tidak hanya disebut namanya di daratan Aceh saja, akan tetapi hampir seluruh pelosok Sumatera punya cerita sendiri tentang Belau ini.

Ada yang percaya bahwa hantu Belau berwarna ungu dan kerdil, ada juga yang mengatakan bahwa hantu Belau adalah sosok hantu yang suka menghuni rumah-rumah kosong, sejenis tuyul, dan sebagainya.

Namun sampai di era modern ini nama hantu Belau masih sering disebut-sebut untuk menakuti anak kecil, karena itu mitosnya juga masuk kedalam deretan hantu-hantu yang paling legend se Sumatra.

5. Sane atau Abeuk Weng

Abeuk atau kubangan, sering dijumpai sampai awal 90-han, karena dulu masih banyak orang-orang pedesaan yang gemar memelihara kerbau.

Namun diantara banyak abeuk, ada satu abeuk yang menjadi mitos serta legenda masyarakat Aceh khususnya di daerah Peusangan, Kabupaten Bireuen.

Yaitu Abeuk Weng, adalah Kubangan yang lumpurnya akan berputar ketika ada makhluk hidup yang masuk kedalamnya.

Bukan sekedar isu abal-abal, konon Abeuk Weng memang pernah terbukti menelan seekor kerbau milik warga sekitar, ya seekor kerbau jantan besar yang tidak berhasil diselamatkan sampai akhirnya tenggelam ke dasar lumpur.

Tidak ada penjelasan Ilmiah kenapa lumpur kubangan tersebut bisa berputar pada saat kerbau masuk kedalamnya, mungkin saja ada penyebab untuk membuktikan fenomenanya secara ilmiah, namun sayang kala itu masyarakat masih sangat berketerbatasan dengan pendidikan dan informasi sehingga inisiatif untuk menyelidiki tidak muncul, dan masyarakat lebih suka menafsirkan hal-hal aneh dengan mengaitkannya dengan cerita mistis.

Orang-orang dulu percaya ada satu makhluk gaib yang bernama Sane, ada yang mengaku pernah melihat Sane yaitu seperti api kecil yang bergerak diatas air kubangan (abeuk). Abeuk weng sendiri kisahnya masih kental diceritakan sampai era 90-an.

Dulu Abeuk Weng pernah dicoba tutupi dengan tanah yang diangkut dengan truck, namun selang beberapa minggu akan menjadi kubangan kembali, namun pasca penambakan Abeuk Weng kabarnya tidak pernah lagi merenggut nyawa kerbau, sebagian besar Abeuk menurut pantauan Acehtagar sudah berhasil ditutupi dengan tanah sampai saat ini, hanya tinggal sedikit lagi area yang masih nampak, namun terlihat tidak ada tanda-tanda bahaya sama-sekali,

Ternyata kubangan itu bertempat di area tanah salah seorang warga setempat, dusun Cot Peulimbot, Desa Cot Iju, Kabupaten Bireuen.

Legenda Abeuk Weng memang masih di akui sampai anak 90-an yang berada disekitar TKP.


Itulah beberapa dari sekian banyak mitos-mitos lain yang pernah menghantui anak-anak era 90-an, memang tidak ada kewajiban untuk mempercayai keberadaan makhluk-makhluk aneh tersebut, setidaknya sepenggal cerita tentang makhluk-makhluk unik menjadi nostalgia putra-putri yang pernah hidup di dua zaman ini.

Dulu kehidupan mereka memang jauh dari kemajuan duniawi, namun juga jauh dari degradasi moral dan pergaulan bebas seperti sekarang ini. Bukan berarti kita menolak revolusi pengetahuan, namun yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengarahkan kemajuan untuk perbaikan dan kebaikan.

Salam!

Penulis: Aneuk Nanggroe.

---------------
Punya Tulisan yang menarik? Kami menerima sumbangan tulisan anda, kirimkan ke Acehtagar@gmail.com, tulisan yang baik dan rapi akan dimuat di setiap awal dan akhir pekan (red).

No comments:

Post a Comment